noblescent

a personal blog

Hujan yang Turun Bagaikan Mutiara

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم



للَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا  
Allahumma Shoyyiban Na’fian  
"Ya Allah turunkanlah hujan yang bermanfaat (HR. Bukhari) 
Berdoalah ketika hujan krn waktu itu doa mustajab: “Dua doa yang tidak pernah ditolak ; doa ketika waktu adzan dan doa ketika waktu hujan”. 
(HR. Hakim/dishahihkan oleh Adz-Dzahabi)

alhamdulillah...:)
there are enough hours in a day. *lepaskan sigh of relief*
these past two weeks have really consumed me. Mid term. already?! I know, right. It's crazy.
alhamdulillah weekend ni adalah weekend untuk get charged up balik.
Catching up where I left off dengan blog dah hampir usang, buku2 yang setia menunggu untuk disentuh, mesej2 yang perlu dibalas, di samping assignment2 sekolah dan community yang demand for attention. alhamdulillah...saya dikelilingi oleh prof2, kawan2 dan orang2 yang baik dan semangat. doing work is made easy. imagine kalau kita "kena" berkerja dengan orang yang kita kurang ngam...terasa double the burden! belum ckp lg pasal ikhlas dan redha sambil kita commit ourselves to the task. hmmm. Tapi salute la siapa yang pull through.
berlimpah2 kebaikan atas kesabaran dia :) sebab manisnya pahit itu, kan pada kesabaran. *ateeqa nasha sengih panjang mengenang kerenah diri sendiri...pandai kan cakap?*

alhamdulillah juga, seminggu dua ni bumi Dekalb disimbahi air hujan dengan borosnya. setiap hari hujan. going and coming back from school have never been so "wet". Reluctant. Oh dear, hujan. My way of forcing myself to get into the action mode is by speaking to myself. Literally. Bila inner voice/suara nafsu mula merengek "alamak...susah la macam ni. Tunggu je la sampai hujan reda baru balik." Keluarkan suara vocal yg lantang dan melawan arus, "No! I don't care! I need to go home now! You don't wear hijab, clothes and coat for nothing." I find the firm voice that is heard of by the ear, reverberates, leaving a bigger impact on me. You should try it.

I once came out of my night class, feeling sorry for myself having to bike home at this hour alone.
"hmm...kesian aku. malam2 mcm ni habis kelas, balik rumah takde teman. Macam mana la winter nanti". Right away, after almost being high and immersed by the bisikan nafsu or syaitan yang mengajak kita untuk lupa bersyukur, the savior voice appeared to remind me. As I descended down the stairs, my eyes were caught at the sky above. I heard myself jolting with excitement, "Oh, hai Bulann! Maashallah. You look so pretty tonight. You really make my day." Instantly I forgot about the lament. Then I looked around.."Wow...did I really say that out loud...", glad for once that I was alone.

Siapa kata kita tak boleh ubah dan bentuk fisiologi kita. :)

Syukur alhamdulillah hujan. The past summer gave us a taste of severe draught enough to burn down many forests in the US and raised the corn price. Even in the cornland of Dekalb. Ha, baru tahu betapa besarnya implikasi harga naik jagung. Banyak processed food kat sini guna corn oil, corn ctarch etc. Bila kemarau, baanyak harga barang naik. Sesungguhnya, bila hujan turun, plants, crops, trees and farmers tgh sangat rave. Berlapang dadalah untuk mereka. Kitakan makhluk sePencipta. Kalau duit itu sama dengan nyawa bagi manusia, macam itulah hujan untuk tumbuh2an. Bila hujan, imagine being showered with money. Berbahagialah untuk mereka. Allah sedang melengkapi nyawa mereka...dan kita! While walking home in the rain today, I saw roses embellishing along the path. Saaaaayang NIU sebab tanam roses ^__^. Tak suka hujan itu sama aja seperti saya meragut nyawa bunga ros. Kesian bunga. Bukankan kita sama-sama living organisms? Understanding la sikit. Ar-Rahman betul Pencipta kita. Dalam ketegaq manusia, Dia masih turunkan hujan rahmah. Bertuah kita dapat tempias makhluk-makhluk innocent Dia yang lain.

Hujan it adalah best, sebenarnya. It refreshes the stuffy air  like vacuum refreshes the dusty carpet. Jerebu. Subahanallah. The Earth would always seem "cleaner" after some shower, don't you agree?  The look is different, the smell is different. Everything seems to be tuned down in a slower motion. People walk slower, cars and traffic also move slower. It is as though to remind us to be human again. We don't have control over everything and we're conditioned to move by His rhythm and pace.

While browing through pasal hujan, I bumped into lagu Pagi yang Gelap which is ironik. It made me laugh. The song below is more appropriate :)

Dan bagi Allah jualah kuasa pemerintahan langit dan bumi dan kepada Allah sahaja tempat kembali (sekalian makhluk). Tidakkah engkau melihat bahawasanya Allah mengarahkan awan bergerak perlahan-lahan, kemudian Dia mengumpulkan kelompok-kelompoknya, kemudian Dia menjadikannya tebal berlapis-lapis? Selepas itu engkau melihat hujan turun dari celah-celahnya. Dan Allah pula menurunkan hujan batu dari langit, dari gunung-ganang (awan) yang ada padanya; lalu Ia menimpakan hujan batu itu kepada sesiapa yang dikehendakiNya, dan menjauhkannya dari sesiapa yang dikehendakiNya. Sinaran kilat yang terpancar dari awan yang demikian keadaannya, hampir-hampir menyambar dan menghilangkan pandangan. 
- An Nur: 42-43

Comments

back to top