بِسْــــــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم
Kita sebagai manusia, sering nak ambil tahu tentang penilaian orang lain terhadap kita. Saban hari kita memberi ceramah, persembahan, pembentangan, mesti akal fikiran bertanya "Macam mana aku perform tadi ya?," Apa reaksi penonton bila aku cakap kat depan tadi?", "Ok ke tak penyampaian aku tadi?". Malu kalau mereka tak suka. Takut kalau mereka tak terima. Aku takut dan malu dengan mereka. Kadang-kadang kita terlupa dengan penilaian yang Terutama. Sesungguhnya aku lagi-lagi takut dan malu dengan penilaian Engkau, ya Allah. Bukan sahaja takut dan malu dengan penyampaianku tapi pengisian dan amalanku. Sumber yang sahihkah? Huraian yang benarkah? Mengajak kepada amalan yang tak diamalakankah? Lip service? Niat? Di antara dua kebaikan, patutkah aku terima atau tolak tawaran ini? Aku masih bertatih. Mulianya Abdullah Ibn Umar radiallah huanhu, lain dengan mulia bapanya.
Beratnya ya Allah untuk memikirkan penilaianMu terhadapku, berat lagi untuk terima imbalan daripadaMu. Malu dan takut aku pada segala yang ada sebagai saksi; kerusi, meja, dinding, lantai, brothers, sisters bahkan kulitku sendiri yang bakal berhujah untuk menjamin perlindunganku. Mungkin saja mereka berhujah untuk menjamin imbalan yang setimpal ke atasku. Kami mohon dan kami harapkan pengampunan dan perlindunganMu ya Allah, ya Muhaimeen, ya Ghaffur. Amin.
They said, “Our Lord, we have wronged ourselves, and if You do not forgive us and have mercy upon us, we will surely be among the losers.”
Al-Araf 7:23
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda, sesungguhnya Allah tabaaraka wa ta'ala (Maha Memberkati dan Maha Tinggi) memiliki banyak malaikat yang selalu mengadakan perjalanan yang jumlahnya melebihi malaikat pencatat amal, mereka senantiasa mencari majelis-majelis dzikir. Apabila mereka mendapati satu majelis dzikir, maka mereka akan ikut duduk bersama mereka dan mengelilingi dengan sayap-sayapnya hingga memenuhi jarak antara mereka dengan langit dunia. Apabila para peserta majelis telah berpencar mereka naik menuju ke langit.
Lalu Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menanyakan mereka padahal Dia lebih mengetahui daripada mereka: Dari manakah kamu sekalian?
Mereka menjawab: Kami datang dari tempat hamba-hamba-Mu di dunia yang sedang mensucikan [Tasbih], mengagungkan [Takbir], membesarkan [Tahlil], memuji [Tahmid] dan memohon kepada Engkau.
Allah bertanya lagi: Apa yang mereka mohonkan kepada Aku?
Para malaikat itu menjawab: Mereka memohon surga-Mu.
Allah bertanya lagi: Apakah mereka sudah pernah melihat surga- Ku?
Para malaikat itu menjawab: Belum wahai Tuhan kami.
Allah berfirman: Apalagi jika mereka telah melihat surga-Ku?
Para malaikat itu berkata lagi: Mereka juga memohon perlindungan kepada-Mu.
Allah bertanya: Dari apakah mereka memohon perlindungan-Ku?
Para malaikat menjawab: Dari neraka-Mu, wahai Tuhan kami.
Allah bertanya: Apakah mereka sudah pernah melihat neraka-Ku?
Para malaikat menjawab: Belum.
Allah berfirman: Apalagi seandainya mereka pernah melihat neraka-Ku?
Para malaikat itu melanjutkan: Dan mereka juga memohon ampunan dari-Mu.
Kemudian Allah berfirman: Aku sudah mengampuni mereka dan sudah memberikan apa yang mereka minta dan Aku juga telah memberikan perlindungan kepada mereka dari apa yang mereka takutkan.
P ara malaikat itu berkata: Wahai Tuhan kami! Di antara mereka terdapat si Fulan yaitu seorang yang penuh dosa yang kebetulan lewat lalu duduk ikut berdzikir bersama mereka.
Lalu Allah menjawab: Aku juga telah mengampuninya karena mereka adalah kaum yang tidak akan sengsara orang yang ikut duduk bersama mereka.
Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, begitu juga oleh Imam Bukhari at-Tirmidzi dan an- Nasa'i.
Comments
Post a Comment
Do you have any comments, concerns or inquiries? Or else, just drop me a note to say hi! :)