Nak share sikit boleh tak...I promise I'll do my homework right after this.
JK Rowling, the author of Harry Potter used to get fired for slacking off work because she was writing too much. I understand her, so much so that I get scared sometimes. Why? Because never mind getting fired. I can't even resign from being a student :) Khalas. Straight to the point!
I'm on the last chapter of a book called Opick. Menarik la. I borrowed this book along with couple others from the Dekalb Public Library over the summer. Tak sengaja pick up buku ni. Tapi bila dah pick, rasa tertarik pulak. Kononnya boleh la belajar cara menulis autobiography. Hikhik. Semua kenal Opick, kan? The spiritual singer from Indonesia. Saya bukanlah die hard fan Opick. Tapi lepas baca buku ni, I gained a higher respect and deeper appreciation for him and his songs. The book is written in Bahasa Indon, which partly the reason I picked the book was to lepas rindu nak baca buku bahasa ibunda. Mengada2 tak...as though internet doesn't exist.
Pengenalan (pg. 9-12)
"Opick kecil kerap kali melakukan pemberontakan-pemberontakan yang kadang membuat orang di sekitarnya gusar, takut, dan marah. Namun tak jarang pemberontakan itu pun membuat orang disekelilingnya merasa senang dan justru bertambah respek dengan sepak terajangnya. Dia tumbuh menjadi remaja yang mandiri, tahan banting, percaya diri dan berpikiran ke depan." wOw..hehe.
"Ketika mulai mengenal cewek dia pun memberanikan diri untuk memikatnya dengan berlatih bela diri agar terlihat macho. Dia berusaha membuang image bencong yang pernah bersarang pada dirinya, sebab saat itu terlihat kurus, berambut agak merah, kulit hitam legam terbakar matahari, dan terlihat pemalu. Dia akan sangat marah bila mendapat panggilan, "Hei, Cong Bencong!"
"Untuk membuktikan kegagahan dan keberaniannya, Opick bahkan sering terlihat membawa pisau ke mana pun dia pergi. Hal itu dilakukan untuk menghindari rasa takut, ejekan, dan hinaan kawan-kawannya." double wOw...
Menjadi Santri Tak Berpesantren (pg. 9)
"Pilihan awal boleh saja rock begitu pula dandanan dan pergaulan. Tapi, label santri (budak pondok) dan ustaz melekat pada diri Opick. Dari mana ia memperoleh pengetahun Agama?" - daripada keluarganya yang luhur dan sering mendedahkan tarbiyah.
Hometown beliau yang kecil dan sederhana tak sesuai dengan cita-cita besar beliau. Jadi Opick ke Jakarta.
Meyakini Musik sebagai Jalan Hidup (pg. 35)
"Ketika temannya bersedih merasa terhibur. Ketika teman-teman SMP-nya terkagum-kagun dengan suaranya yang mirip Ramona Purba. Dari sinilah Opick mulai jatuh hati pada musik."
After being rejected for so long by all the recording companies, suggesting his songs were irrelevant and distasteful, suddenly things started to spark hope. One by one company actually complimented that he had a beautiful and marketable voice. Nevertheless, they still turned him down because he didn't have the ideal look to go with his voice.
"Baginya yang terpenting adalah proses, bukan hasil. manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan Tuhan, maka ia tak pernah merasa berkecil hati ketika salah seorang peoduser mengaggap suaranya bagus tapi wajahnya tak layak jual di dunia entertainmen."
Persistent Hard Work was Always Accompanied by Persistent Doa. (pg. 59-61)
"Doa menjadi cara bagi kita untuk mempertemukan antara keinginan kita sebagai seorang hamba yang lemah, dengan kehendak Allah yang sangat berkuasa."
"Sukses bagi saya ketika album itu keluar seperti apa yang saya inginkan, apa adanya. Laku atau tidak, itu urusan rezeki Allah. Kalau pun laku banyak, orang jadi suka ada kita, itu sebagai efek dari apa yang telah kita lakukan."
"Lalu, yang penting adalah memahami semua yang diberikan kepada kita; apa pun bentuknya, sebagai kenderaan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Anak, istri, orangtua, keluarga, karya relasi, kesuksesan dan kegagalan adalah kenderaan yang diberikan Allah kepada manusia."
"Begitu juga kegagalan tidak menjadikan kita berputus asa, kerana Allah selalu punya cara untuk menjadikan kita lebih baik."
"Kalau pun kenderaan yang ini rusak (the used-to-be failure which now turned to success), apakah saya nanti bisa pakai kenderaan yang lain, oh bisa,"
Nah, hadiah :)
Memahami Makna di balik Senandung
Dlm buku comel Opick ni, beliau tafsirkan setiap (or many of the) lagu-lagu album beliau yang bertemakan ketuhanan. Sumber inspirasi beliau adalah melalui taddabur alam dan muhasabah diri.
Bagi lagu Irhamna (tafsir lagu yg pertama) , kata2 pendahuluan beliau sangat menusuk qalbu :)
"Ajaklah mata hati kita untuk bercermin pada masa lalu, dan ukurlah tumpukan debu atau bahkan sampah yang menyelebungi di kalbu. Ambillah tisu dan sapu untuk membersihkan semua yang mengotori hati. Kemudian, ucapkanlah selamat tinggal kepada debu, kotoran najis, dan segala macam sampah yang penah bersarang. Setelah itu mintalah izin kepada matahati dan angin untuk meminjam cahaya dan hembusnya agar dapat menyinari, menguras dan menyedot habis semua. Tak perlu kita sisakan sedikit pun kotoran, bersihkanlah hati, sucilah batin.
Katakan kepada dosa, "Tidak! Jangan pernah mendekat lagi! Aku telah kembali kepada-Nya. Jangan pernah mengira bahwa aku akan menemui atau menemanimu dalam kobaan api-Nya." Jika kita mampu memberontak da melakukan perlawanan terhadap masa lalu yang kelabu, dosa yang pernah singgah, dan kebusukan hati yang bersemayam, makan jangan pernah kaget bahwa kelak Tuhan akan memmanggil kita, "Wahai jiwa yang tenang kembalilah kepada-Ku!"
Some of the best..(I personally think, anyway), are Allah ya Rahman (ni favorite along), Alhamdulillah (favorite anip), Bila Waktu Telah Berakhir (favorite Aini Fatimah kot. The first time I heard of Opick was masa zaman Friendster. Aini ada letak lagu ni kat page beliau. Masa tu rasa sgt heart throbbing. May Allah bless you :') Hm, terasa terharu pulak dah sbb tak sengaja teringat detail random ni, yg happened 6/7 tahun yg lalu. Subahnallah. Betapa hebatnya Allah for picking out that tiny detail from Aini's page to help me relate with the story that I happen to share today. Btw, hoh vid clip yg mantap. *kesat air mata dengan rakusnya*), Rapuh, Buka Mata Buka Hati, Cahaya hati, Alhamdulillah, Tiada Duka Yang Abadi, Tombo Hati (the top rated).
MY LAST REMARK is that, sangat inspiring Opick ni. He exemplifies the concept of "tebar tuai" at its finest. With the tiny but priceless guidance (hidayah, petunjuk) Allah bestow upon him, he ran with it and put up his own show to help others get what he got. "A true believer loves for his brother what he loves for himself". Subahnallah. Yang bestnya, kenderaan yang dia naiki bukan sahaja bawa dia ke destinasi dunianya malah, akhiratnya. Anyone could just sing, anyone could just write, anyone could just draw. But what makes every song, writing and drawing outstanding for what they are individually and not by the judgement of others, is the judgement of Allah. Allah has been with him throughout the process. Every single word composed is a step to getting closer to Him. That what counts. To put the cherry on top, lihatlah bagaimana Allah memperteguhkan kedudukan hambanya yang menolong agamaNya. Subhanallah. Moga kita pon sedaya upaya emulate Opick dengan kenderaan yg kita ada.
#yeay...homework time.
What's your source of inspiration? For me, it has to be books and people :)
Works Cited
Comments
Post a Comment
Do you have any comments, concerns or inquiries? Or else, just drop me a note to say hi! :)